Senin, 20 September 2010

Ketika tak kudapati kabar darinya

Ketika tak kudapati kabar darimu, kepada siapa aku harus bertanya...?
Kemana aku harus mencari..?
dengan apa aku harus menenangkan hati ini..?
Dengan apa aku bisa meyakinkan diriku bahwa dia baik2 saja sementara aku tak melihat senyumnya n mendengar ucapnya mengatakan, "Aku di sini, dan aku baik2 saja."

Aku menunggunya... Aku berharap akan ada kabar darinya...
Ketika seseorang datang padaku n menyapaku, aku selalu berharap bahwa itu adalah dia.. Aku harap ada namanya yang muncul dalam layar itu... :'(

Rabb... jika tiada sempat engkau berikan waktu bagiku mendengar kabarnya saat ini, setidaknya berilah keyakinan n tenangkan hati hamba...

Hanya Tuhanku tumpuan tempat aku berusaha menghibur diriku..

Rabb.. kutitipkan do'a untuknya.. Jaga ia dalam penjagaan_Mu...
Hamba mohon... Berilah....berilah.. berilah kesehatan padanya......

Kamis, 16 September 2010

Karena Dia A.D.A

Ada dia yang menjadi motivasiku..

Kelak, aku ingin memberi kabar kepadanya dan membuat dia bangga ketika namaku disebut sebagai mahasiswa dengan salah satu lulusan yang mendapat predikat sebagai COUMLAUDE, amiiin....

Kemudian akan kuberikan senyuman terbaik padanya, sebagai tanda bahwa pencapaian ini bukan karena kehebatanku, tapi semua ini bisa kudapatkan karena ada dia yang selalu hadir memberi semangat bagiku dalam jauhnya...

"Terima kasih telah menyayangiku dengan ketulusan, terima kasih karena engkau selalu mendo'akanku, terima kasih karena selalu hadir dalam hari2 ku lewat bait2 dan cintamu yang selalu kau titipkan pada Rabb kita, TERIMA KASIH atas segalanya. Terima kasih atas kehebatan cintamu.."


Suatu ketika aku berada pada titik jenuh dalam aktivitasku, aku ingat dia yang tengah mengharapkanku. Dan dalam ingatan itu, seketika pula kembali muncul motivasiku untuk menunjukkan yang terbaik baginya.. Wahai insan yang hatiku telah kutitipkan padamu, jika kelak Allah mengizinkanku menjadi seseorang yang bisa menggapai cita2nya, maka sebuah cita2 itu bisa kuwujudkan karena inginku yang begitu besar untuk menjadikanmu bangga memiliki kekasih sepertiku,,,..

Minggu, 05 September 2010

aku butuh nasehat.

Setelah kemarin kuncinya yang patah oleh karyawan pertama, sekarang giliranku yang bermasalah dengan pintu itu.
Tapi sekarang bukan dengan kuncinya lagi, melainkan sudah dengan pintu tersebut. Tempat di mana kunci itu diletakkan copot olehku. Ini gara2 aku terlalu bersemangat mengeluarkan kuncinya.. !
Tapi aneh juga, kenapa besi itu bisa mudah lepas begitu saja..? Tidak mungkin tanganku cukup kuat untuk itu, kecuali memang sebenarnya bagian pintu itu yang sudah mulai keropos. Tapi bagaimana lagi, mungkin memang di tanganku lah hidup bagian pintu itu berakhir.

Perasaanku?? ntahlah.. Yang jelas aku tdk terlalu risau setelah melakukan perbuatan itu. Bukan karena tdk ingin bertanggungjawab, hanya saja kufikir masalah ini tdk perlu dibawa berlarut2 n membuat hariku ikut2 tdk bersemangat. Ini salahku, dan tentu saja harus kuhadapi dengan keberanian untuk menyelesaikannya.


*****
Hari ini Bapak (pemilik warnet ini) datang cepat dr biasanya. Sambil memperhatikan kondisi dan mimik wajah beliau, ku persiapkan mental untuk membicarakan masalah yang telah kubuat pagi tadi.
Beberapa menit berlalu, Bapak pun memberiku sejumlah uang (Penghasilan bulan lalu). Pada saat itulah kufikir saat yg tepat untuk mengungkapkannya.
"Pak, tadi pagi vi udah ngerusak pintu belakang. Kira2 berapa kalau diganti tu ya pak? Seratus ribu cukup tidak pak? Potong saja uang gaji vi pak." Ujarku. (sambil tersenyum dengan senyum yg dipaksakan krna lumayan cemas berhadapan dengan beliau. Yaph... meskipun masih punya hubungan keluarga, tetap saja ini pada lingkungan pekerjaan, dan apa pun itu, harus dipertanggungjawabkan.
Kemudian beliau hanya membalas dengan tertawa dan melangkah ke arah pintu belakang tersebut. Aku mengikuti beliau dan mencoba menjelaskan apa yang telah kulakukan. Dan ternyata kunci pintu itu sdah tdk dpt diperbaiki kecuali menggantinya dengan yg baru.
Setelah itu, bapak itu berjalan keluar dan melaju dengan mobilnya. Kurasa pergi membeli kunci pintu yg baru dan alat untuk mmperbaiki pintu tsb.

Tuhan....
Aku benar2 pasrah pada Tuhan setelah aku berusaha untuk menjelaskan semua ini pd beliau. Tapi aku takut, aku tdk tahu bagaimana cara yg baik untuk mempertanggungjawabkan semua ini. Jika aku memberi uang scr langsung pada beliau, apa beliau tdk akan tersinggun? fikirku.

Sempat terfikir olehku untuk menyelipkan surat yg berisikan uang dan beberapa kalimat permintaan maaf pada laci meja komputer agar beliau bisa membaca dan aku tdk akan terlalu malu pd beliau. Tapi akhirnya cr ini tdk terlaksana krna ternyata Tuhan memilihkan ajaln lain bagiku untuk bertanggungjawab.

Sepulang bapak itu membeli kunci baru, aku langsung bertanya pada beliau, "Berapa Bapak membelinya Pak?"
dan Alhamdulillah bapak itu menjawab pertanyaanku. "40 ribu."
Aku pun mengeluarkan uang sebanyak itu dan akhirnya diterima juga oleh beliau setelah sebelumnya menolak uang tersebut.

Hah.. Alhamdulillah akhirnya aku lega setelah semuanya bisa diselesaikan.
Ternyata Allah memperingan biaya yang harus kukeluarkan untuk semua ini. 100ribu menjadi 40ribu. :-)
Ada 10ribu sebagai uang kecil. Awalnya sih mau membelikan saudara sepupu makanan untuk berbuka. Eh... ternyata mereka lebih memilih mengeroyokku dengan bermain masal di warnet tempat ku bekerja. Untung saja Bapak itu memberiku gaji hari ini, kalau tidak, dengan apa aku harus membayar uang ngenet mereka..?? Padahal sudah dibilang,"kakak tidak bawa uang."
mereka hanya membalas dengan senyuman. kufikir senyuman itu berarti mereka mengerti dan akan membayar sendiri dg uang mereka. Eh.... ternyata Tidak.. Setelah bermain, mereka pulang dan menghilang begitu saja. Hanya yang paling kecil saja yg pamit denganku tadi. dia mencium tanganku. "Kak, saya pulang dulu ya, Asalamu'alaikum." (ujarnya sambil mengangkat tanganku dan menciuminya)


Adik2ku.... benarkah kalian menyayangiku..??

aku

aku
belum punya ide mau nulis apa